Menjemput Jodoh dengan Sholat Istikharah
Lega rasanya bisa mencurahkan segala isi hati. Berbagi tulisan ini seolah menasehati diri sendiri. Jangan sampai kegalauan semakin merusak hati. Semoga menginspirasi sahabat-sahabat sesama muslimah yang sedang menanti cinta sejati.
Banyak yang bilang, jodoh itu misteri, penuh teka-teki. Karena tidak bisa diterka inilah yang kadang membuat orang merasa gelisah dan galau ketika memikirkan jodohnya. Tidak sedikit yang khawatir salah pilih atau malah tidak ada yang memilih. Hal ini wajar saja karena jodoh itu tidak bisa ditebak, dengan siapa nantinya akan bersanding. Yang sudah dipertemukan saja seringkali merasa galau dengan pilihannya apalagi yang belum dipertemukan sementara usia semakin hari semakin bertambah. Dalam hati pastinya sering bertanya-tanya Ya Allah, masih adakah jodoh untukku ? lalu siapakah jodohku ? Yang pasti dia adalah sosok terbaik menurut Allah. Baik, jika hal itu dimaknai sebagai motivasi karena sosoknya yang mempesona dari segi agama dan akhlaknya. Tentunya jawaban atas pertanyaan siapa ini kembali kepada diri kita masing-masing, seberapa sungguh-sungguh diri kita untuk memperbaiki diri agar layak bersanding dengan dia yang baik agama dan akhlaknya itu.
Nah, agar tidak galau berkepanjangan, lebih baik sholat istikharah yuk. Mohon petunjuk dan mudah-mudahan dijawab oleh Allah.
Pengertian shalat istikharah
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah agar dipilihkan diantara beberapa pilihan yang paling baik untuk dilaksanakan. Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat butuh pertolongan Allah dalam setiap urusannya. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki, manusia tidak akan mengetahui perkara yang ghaib. Ia juga tidak mengetahui manakah kejadian yang baik dan buruk pada masa yang akan datang. Seorang muslim sangat yakin dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa yang mengatur segala urusan adalah Allah Ta’ala. Dialah yang mentakdirkan dan menentukan segala sesuatu sesuai yang Dia kehendaki pada hamba-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
Dasar hukum shalat istikharah
Tuntunan shalat istikharah didasarkan pada hadits sahih yang bersumber dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah r.a. Dia berkata:
Berdasarkan hadits di atas, al-‘Allamah al-Qurthubi rahimahullah mengatakan bahwa “sebagian ulama menjelaskan: tidak sepantasnya bagi orang yang ingin menjalankan di antara urusan dunianya sampai ia meminta pada Allah pilihan dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikharah. Jadi, shalat istikharah adalah salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh seorang muslim setiap akan melakukan suatu urusan.
Namun demikian, para ulama bersepakat bahwa shalat istikharah bukan termasuk amalan wajib (fardlu), melainkan dianjurkan (mustahab/sunnah). Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW tersebut di atas yang berbunyi: “maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib”. Selain itu, pendapat ini juga didasarkan pada jawaban Rasulullah SAW ketika seorang laki-laki bertanya tentang Islam. Beliau SAW menjawab: “shalat lima waktu sehari semalam”. Lalu ia tanyakan pada Nabi SAW:
Waktu shalat istikharah
Shalat istikharah boleh dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, asalkan bukan pada 3 waktu yang terlarang untuk melakukan shalat, yakni ketika matahari terbit atau sedang berada di tengah atau sedang terbenam [HR. Jama’ah kecuali Bukhari]. Akan tetapi, jika shalat istikharah tidak bisa diundur atau dibutuhkan saat itu juga, maka sebagian ulama berpandangan bahwa hal itu boleh dikerjakan saat itu juga walaupun pada waktu yang terlarang.
Shalat istikharah sangat dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada Allah atas segala urusan yang bersifat mubah seperti JODOH, perdagangan, pilihan tempat study, perjalanan (safar) dan sebagainya.
Sebagian ulama berpandangan bahwa melakukan istikharah tidak harus dengan shalat khusus, tapi bisa dengan semua shalat sunnah. Artinya, seseorang bisa melakukan shalat rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya, kemudian setelah mengerjakan shalat dia membaca doa istikharah. Pandangan tersebut didasarkan pada hadits tentang shalat istikharah di atas yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
Dalam hal ini, Imam an-Nawawi mengatakan:
Shalat istikharah boleh dilakukan berulang kali dalam urusan yang kita inginkan untuk mohon petunjuk kepada Allah. Sebab, istikharah adalah doa, dan tentu saja boleh dilakukan berulang kali.
Cara melakukan shalat istikharah
1. Bersuci, baik berwudhu atau tayammum.
2. Niat Solat Istikharah :
Usholli Sunnatal Istikhoroti Rak'ataini Lillahi Ta'ala:
"“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala".
Rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat kedua setelah membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca doa shalat istikharah.
3. Doa Istikharah
“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasa sedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini (Sebutkan masalahnya)........baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”
4. Doa Memohon Jodoh
Ya Allah jika dia adalah yang terbaik untukku, izinkan aku menjauhinya demi kesuciannya. Menjaganya selalu dengan doa, untuk tak melihatnya dengan rasa nafsu belaka.
Ya Allah jika dia adalah yang terbaik untukku. Semoga dia adalah wanita sholeha. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan pandai menjaga diri dengan do'a-do'a. (dibaca oleh pria)
Ya Allah jika dia adalah yang terbaik untukku. Semoga dia adalah pria sholeh. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan pandai menjaga diri dengan do’a-do’a. (dibaca oleh wanita)
Menikah dengan orang yang tepat adalah impian semua orang. Bertemu dengan pria baik yang mampu menjadi imam serta membimbing dalam ketakwaan sudah pasti menjadi harapan semua muslimah. Ketika ada yang meminang atau mungkin mengajak taaruf tentu diperlukan kemantapan hati agar jodoh yang datang adalah yang terbaik. Jadi di awal benar-benar dibutuhkan kemantapan hati, keyakinan hati kalau itulah yang terbaik menurut Allah.
Setelah melaksanakan ikhtiar dan sholat istikharah, yang menjadi pertanyaan adalah dalam bentuk apa Allah menunjukkannya. Sebagian orang beranggapan bahwa jawaban istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi. Ini adalah anggapan yang sama sekali tidak berdalil, sebab tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah mengatakan: mimpi tidak bisa dijadikan acuan hukum fikih. Sebab di dalam mimpi, setan memiliki peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga bisa jadi setan menggunakan mimpi untuk mempermainkan manusia.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas diketahui. Dan tidak ada hubungan antara shalat istikharah dengan mimpi. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti dengan mimpi. Hanya saja, jika ada orang yang istikharah kemudian dia tidur dan bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan jiwanya. Tetapi, sekali lagi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Mengutip pendapat Imam An-Nawawi tentang mimpi, beliau mengatakan mimpi adalah perkara yang sangat lemah. Apalah kualitas mimpi kita apalagi kita bukan manusia yang dijamin oleh Rasulullah SAW. Imam An-Nawawi juga menyampaikan mimpi kita adalah buah dari hawa nafsu-hawa nafsu yang muncul dari alam bawah sadar kita. Maka sesungguhnya janganlah kita meletakkan perkara yang haq ini pada perkara yang menduga-duga seperti mimpi. Jadi sekali lagi mimpi tidak bisa dan jangan dijadikan patokan dari istikharah kita. Yang menjadi ukuran dari istikharah kita adalah kemantapan serta keyakinan hati terhadap hal itu.
Demikianlah, semoga kita tidak galau lagi dan kembali meningkatkan ikhtiar dan senantiasa bermunajat kepada yang memberikan jodoh yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.
Karena bagaimanapun jodoh adalah misteri, tidak ada yang tau tentang siapa jodoh kita, namun kabar baiknya Allah sudah memberi sedikit bocoran tentang jodoh kita yang mana jika hal ini kita jadikan sebagai acuan tentu akan menjadi solusi utama kegalauan dan kegelisahan kita.
Allah membocorkan Rahasia tentang jodoh didalam surat An-nur Ayat 26 :
Semoga Allah berkenan mendekatkan jodoh kita dengan seseorang yang baik akhlaknya, sholeh/sholehah, baik untuk agama, dunia, dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Sumber https://www.juraganles.com/
Banyak yang bilang, jodoh itu misteri, penuh teka-teki. Karena tidak bisa diterka inilah yang kadang membuat orang merasa gelisah dan galau ketika memikirkan jodohnya. Tidak sedikit yang khawatir salah pilih atau malah tidak ada yang memilih. Hal ini wajar saja karena jodoh itu tidak bisa ditebak, dengan siapa nantinya akan bersanding. Yang sudah dipertemukan saja seringkali merasa galau dengan pilihannya apalagi yang belum dipertemukan sementara usia semakin hari semakin bertambah. Dalam hati pastinya sering bertanya-tanya Ya Allah, masih adakah jodoh untukku ? lalu siapakah jodohku ? Yang pasti dia adalah sosok terbaik menurut Allah. Baik, jika hal itu dimaknai sebagai motivasi karena sosoknya yang mempesona dari segi agama dan akhlaknya. Tentunya jawaban atas pertanyaan siapa ini kembali kepada diri kita masing-masing, seberapa sungguh-sungguh diri kita untuk memperbaiki diri agar layak bersanding dengan dia yang baik agama dan akhlaknya itu.
Nah, agar tidak galau berkepanjangan, lebih baik sholat istikharah yuk. Mohon petunjuk dan mudah-mudahan dijawab oleh Allah.
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)Pengertian shalat istikharah
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah agar dipilihkan diantara beberapa pilihan yang paling baik untuk dilaksanakan. Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat butuh pertolongan Allah dalam setiap urusannya. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki, manusia tidak akan mengetahui perkara yang ghaib. Ia juga tidak mengetahui manakah kejadian yang baik dan buruk pada masa yang akan datang. Seorang muslim sangat yakin dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa yang mengatur segala urusan adalah Allah Ta’ala. Dialah yang mentakdirkan dan menentukan segala sesuatu sesuai yang Dia kehendaki pada hamba-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (68) وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (69) وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ – القصص : 68 – 70
“Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan” [QS. al-Qashash: 68-70].Dasar hukum shalat istikharah
Tuntunan shalat istikharah didasarkan pada hadits sahih yang bersumber dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah r.a. Dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Qur’an. Beliau berkata: “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. [HR. al-Bukhari].Berdasarkan hadits di atas, al-‘Allamah al-Qurthubi rahimahullah mengatakan bahwa “sebagian ulama menjelaskan: tidak sepantasnya bagi orang yang ingin menjalankan di antara urusan dunianya sampai ia meminta pada Allah pilihan dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikharah. Jadi, shalat istikharah adalah salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh seorang muslim setiap akan melakukan suatu urusan.
Namun demikian, para ulama bersepakat bahwa shalat istikharah bukan termasuk amalan wajib (fardlu), melainkan dianjurkan (mustahab/sunnah). Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW tersebut di atas yang berbunyi: “maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib”. Selain itu, pendapat ini juga didasarkan pada jawaban Rasulullah SAW ketika seorang laki-laki bertanya tentang Islam. Beliau SAW menjawab: “shalat lima waktu sehari semalam”. Lalu ia tanyakan pada Nabi SAW:
هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ « لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ »
“Apakah aku memiliki kewajiban shalat lainnya?” Nabi SAW pun menjawab: “Tidak ada, kecuali jika engkau ingin menambah dengan shalat sunnah” [HR. Bukhari dan Muslim].Waktu shalat istikharah
Shalat istikharah boleh dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, asalkan bukan pada 3 waktu yang terlarang untuk melakukan shalat, yakni ketika matahari terbit atau sedang berada di tengah atau sedang terbenam [HR. Jama’ah kecuali Bukhari]. Akan tetapi, jika shalat istikharah tidak bisa diundur atau dibutuhkan saat itu juga, maka sebagian ulama berpandangan bahwa hal itu boleh dikerjakan saat itu juga walaupun pada waktu yang terlarang.
Shalat istikharah sangat dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada Allah atas segala urusan yang bersifat mubah seperti JODOH, perdagangan, pilihan tempat study, perjalanan (safar) dan sebagainya.
Sebagian ulama berpandangan bahwa melakukan istikharah tidak harus dengan shalat khusus, tapi bisa dengan semua shalat sunnah. Artinya, seseorang bisa melakukan shalat rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya, kemudian setelah mengerjakan shalat dia membaca doa istikharah. Pandangan tersebut didasarkan pada hadits tentang shalat istikharah di atas yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ
“Kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu…”Dalam hal ini, Imam an-Nawawi mengatakan:
والظاهر أنها تحصل بركعتين من السنن الرواتب ، وبتحية المسجد، وغيرها من النوافل
“Dan yang jelas, doa istikharah bisa dilakukan setelah melaksanakan shalat rawatib, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya” [Bughyatul Mutathawi’, hlm. 45].Shalat istikharah boleh dilakukan berulang kali dalam urusan yang kita inginkan untuk mohon petunjuk kepada Allah. Sebab, istikharah adalah doa, dan tentu saja boleh dilakukan berulang kali.
Cara melakukan shalat istikharah
1. Bersuci, baik berwudhu atau tayammum.
2. Niat Solat Istikharah :
Usholli Sunnatal Istikhoroti Rak'ataini Lillahi Ta'ala:
"“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala".
Rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat kedua setelah membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca doa shalat istikharah.
3. Doa Istikharah
4. Doa Memohon Jodoh
Ya Allah jika dia adalah yang terbaik untukku, izinkan aku menjauhinya demi kesuciannya. Menjaganya selalu dengan doa, untuk tak melihatnya dengan rasa nafsu belaka.
Ya Allah jika dia adalah yang terbaik untukku. Semoga dia adalah wanita sholeha. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan pandai menjaga diri dengan do'a-do'a. (dibaca oleh pria)
Ya Allah jika dia adalah yang terbaik untukku. Semoga dia adalah pria sholeh. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan pandai menjaga diri dengan do’a-do’a. (dibaca oleh wanita)
Jawaban dari sholat istikharah
Menikah dengan orang yang tepat adalah impian semua orang. Bertemu dengan pria baik yang mampu menjadi imam serta membimbing dalam ketakwaan sudah pasti menjadi harapan semua muslimah. Ketika ada yang meminang atau mungkin mengajak taaruf tentu diperlukan kemantapan hati agar jodoh yang datang adalah yang terbaik. Jadi di awal benar-benar dibutuhkan kemantapan hati, keyakinan hati kalau itulah yang terbaik menurut Allah.
Setelah melaksanakan ikhtiar dan sholat istikharah, yang menjadi pertanyaan adalah dalam bentuk apa Allah menunjukkannya. Sebagian orang beranggapan bahwa jawaban istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi. Ini adalah anggapan yang sama sekali tidak berdalil, sebab tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah mengatakan: mimpi tidak bisa dijadikan acuan hukum fikih. Sebab di dalam mimpi, setan memiliki peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga bisa jadi setan menggunakan mimpi untuk mempermainkan manusia.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
الرُّؤْيَا ثَلاَثَةٌ : فَبُشْرَى مِنَ اللهِ ، وَحَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ – أحمد
“Mimpi ada 3 macam, (yaitu) berita gembira dari Allah, dari bisikan hati, dan ketakutan dari setan” [HR. Ahmad].Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas diketahui. Dan tidak ada hubungan antara shalat istikharah dengan mimpi. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti dengan mimpi. Hanya saja, jika ada orang yang istikharah kemudian dia tidur dan bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan jiwanya. Tetapi, sekali lagi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Mengutip pendapat Imam An-Nawawi tentang mimpi, beliau mengatakan mimpi adalah perkara yang sangat lemah. Apalah kualitas mimpi kita apalagi kita bukan manusia yang dijamin oleh Rasulullah SAW. Imam An-Nawawi juga menyampaikan mimpi kita adalah buah dari hawa nafsu-hawa nafsu yang muncul dari alam bawah sadar kita. Maka sesungguhnya janganlah kita meletakkan perkara yang haq ini pada perkara yang menduga-duga seperti mimpi. Jadi sekali lagi mimpi tidak bisa dan jangan dijadikan patokan dari istikharah kita. Yang menjadi ukuran dari istikharah kita adalah kemantapan serta keyakinan hati terhadap hal itu.
Demikianlah, semoga kita tidak galau lagi dan kembali meningkatkan ikhtiar dan senantiasa bermunajat kepada yang memberikan jodoh yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.
Karena bagaimanapun jodoh adalah misteri, tidak ada yang tau tentang siapa jodoh kita, namun kabar baiknya Allah sudah memberi sedikit bocoran tentang jodoh kita yang mana jika hal ini kita jadikan sebagai acuan tentu akan menjadi solusi utama kegalauan dan kegelisahan kita.
Allah membocorkan Rahasia tentang jodoh didalam surat An-nur Ayat 26 :
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)Pada ayat diatas Allah menjelaskan laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik begitu juga sebaliknya. Disini kita mendapatkan sebuah petunjuk kalau jodoh itu adalah cerminan diri kita, ia sebagaimana diri kita. Jika kita shaleh, taat, suka membaca Al-quran, baik akhlak dan prilakunya In syaa Allah, Allah akan pertemukan juga dengan orang yang seperti itu.
Semoga Allah berkenan mendekatkan jodoh kita dengan seseorang yang baik akhlaknya, sholeh/sholehah, baik untuk agama, dunia, dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
0 Response to "Menjemput Jodoh dengan Sholat Istikharah"
Post a Comment